Sabtu, 25 Oktober 2008

Clarity,Honesty,Profesional

Clarity of Understanding

Bila Anda tidak membebaskan pikiran Anda, Anda tidak mungkin mencapai pengertian yang sebenarnya.
Maka pantaslah bila kita menemukan lebih banyak orang yang tidak mengerti - bahkan mengenai hal-hal yang paling sederhana yang bisa memperbaiki kualitas hidup mereka.

Mungkin, mereka memperburuk suasana di gua pikiran mereka - dengan membiarkan kekhawatiran, kedengkian, dan nafsu - berkembang besar dan kuat dan menentukan bentuk dan warna dari kata-kata yang boleh mereka dengar. Itu sebabnya,

Kita harus membebaskan pikiran kita dari hal-hal yang tidak baik - agar hanya kebaikan-lah yang tersisa dalam pikiran kita.

Dan bila hanya kebaikan yang mengisi pikiran kita - maka baik-lah pengertian kita.
 

HONESTY, Is Such A Lonely Word
   
Kejujuran hanya menyakitkan bagi dia yang telah mengabaikannya.
Dalam perkumpulan-perkumpulan yang tulus dan ikhlas, Anda bisa merasakan keharuan atau kegelisahan - sesuai dengan tingkat pengabaian Anda terhadap kejujuran. 

Bila Anda telah membiasakan diri dengan jalan-jalan yang tulus dan ikhlas, Anda akan berbahagia menemukan diri Anda berada dalam pergaulan yang jujur.
Tetapi bagi dia yang telah mengabaikan kejujuran - ada perasaan terbuang dan terendahkan yang menggeliat di dadanya.
Bila kebaikan masih kuat di hatinya, dia akan mendekat dan memandikan dirinya dengan air sejuk ketulusan dan keikhlasan yang sebetulnya telah lama dirindukannya.

Tetapi bila hatinya telah kaku dengan kerak penistaan atas kebutuhannya untuk menjadi pribadi yang mulia, dia akan menyingkir dengan upaya keras untuk melupakan kebaikan yang telah membuatnya gelisah.

Kejujuran adalah citra terbaik.
Mulai hari ini, perhatikanlah bahwa yang sebetulnya kita hormati adalah orang jujur yang pandai, bukan orang pandai yang jujur. Karena, hormat kita akan hilang bila terbukti seorang yang pandai itu - tidak jujur. Tetapi, kekurangan apa pun pada pribadiyang jujur - tidak akan menghapus hormat kita kepadanya, apalagi bila dia memiliki kelebihan yang penting bagi kebaikan orang lain. Yang menghormati orang kaya yang tidak jujur - selalu adalah orang yang mengharapkan pembagian dari harta yang tidak jujur itu. Tetapi, orang miskin yang jujur, bahkan juga - yang kaya dan jujur - selalu menerima aliran doa dari hati yang tak terhitung jumlahnya.

Setiap hari, kita dihadapkan pada pilihan untuk mengutamakan kemampuan yang terhormat atau kekayaan yang cacat.
Untuk yang muda dan untuk anak-anak kita, pastikanlah bahwa Anda mempengaruhkan pemilihan jalan-jalan kemampuan yang terhormat, karena di sanalah tersedia kekayaan-kekayaan yang utuh.
Mudah sekali bagi sebagian dari kita untuk mengutamakan kekayaan yang catat, karena mereka tidak sabar.
Bila ada harta yang bisa dicapai dengan ketidak-jujuran, itu berarti bahwa sebenarnya ada harta yang juga bisa dicapai dengan kebaikan, bila saja kita mau bersabar.
Maka, bersabarlah. Karena mungkin, lambatnya kedatangan harta yang baik itu - adalah sebenarnya pemisah antara kita yang baik dan mereka yang mencacatkan dirinya sendiri.
Hati yang jernih bisa mengerti bahwa kemampuan yang terhormat adalah sumber dari kekayaan yang mengharukan.

Perasaan damai bersama diri sendiri datang dari kejujuran kepada diri sendiri.
Tidak sedikit orang yang hidup dalam pengingkaran terhadap kerinduan asli hati mereka - mengenai keleluasaan dan kebesaran hidup yang sebetulnya mereka inginkan.
Lalu, dalam upaya untuk menenangkan diri, mereka bernegosiasi dengan hati mereka sendiri - dengan harapan bahwa mereka bisa membuat hati mereka sendiri lupa mengenai hak atas keberhasilan mereka.
Anehnya, bila orang lain berupaya dengan tulus menyatakan bahwa keberhasilan mereka adalah berkat ijin dari Yang Maha Mengabulkan; mereka yang tidak jujur kepada diri sendiri itu – justru sibuk mencari penjelasan mengapa kelemahan mereka, kelambatan mereka, dan bahkan kegagalan mereka adalah hal-hal yang dipaksakan atas mereka oleh - entah apa - yang berada di luar diri mereka.

Hormat kepada diri sendiri adalah pembentuk keberanian pribadi yang sebenarnya.
Orang yang tidak jujur – ternyata - juga tidak menghormati orang yang tidak jujur.
Itu sebabnya, berhati-hatilah dalam berbicara dengan diriAnda sendiri - karena ia mungkin bisa salah mengerti.
Hati yang merasa terperdaya akan menjadi suara pertama yang meragukan kesungguhan kesungguhan Anda.
Dan bahkan saat Anda berupaya memberanikan diri, hati Anda bisa berlari tanpa malu berlindung di balik pemaafan diri, dan membiarkan badan Anda kosong dan bergaung dalam menghadapi kesulitan.
Tidak ada orang yang bisa disebut berani bila hatinya menolak berdiri bersamanya.

Hati yang jujur menghasilkan tindakan-tindakan yang jujur.
Hati Anda tidak mungkin mengharapkan selain kekayaan yang dalam keutuhannya tercerminkan senyum dari Yang Maha Kuasa. Karena, mengharapkan keuntungan yang tidak jujur, adalah awal dari kerugian.

Kesalahan dan Kekeliruan 
   
Kesalahan dan kekeliruan adalah
langkah-langkah yang memang diperlukan dalam proses belajar

Banyak orang menganggap bahwa kesalahan sebagai halangan,
padahal kesalahan adalah alat untuk belajar mengatasi masalah
sehingga kita bisa disebut seseorang yang kelasnya lebih tinggi.

Karena orang-orang dari kelas yang lebih tinggi
dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah pada kelas di bawahnya.

Sehingga orang-orang yang dalam perjalanan hidupnya masih membawa masalah-masalah dari kelas di bawahnya sulit sekali untuk naik kelas.

Jadi kesalahan dan kekeliruan adalah
langkah-langkah yang perlu untuk naik,
maka naiklah dengan cara menangani masalah-masalah
pada kelas yang lebih tinngi 

Professional's Biggest Fear 

Apakah tingkat pendapatan Anda dapat membiayai pencapaian dari cita-cita Anda?

Bagi sebagian besar tenaga profesional, keteraturan pendapatan adalah hal yang lebih penting dari pada jumlah pendapatan.

Hampir semua karyawan tidak berani membayangkan diri mereka diberhentikan dari pekerjaan mereka. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang berani mendekati keadaan yang memantaskan mereka untuk diberhentikan.

Sebetulnya yang paling ditakuti oleh para profesional adalah mengundurkan diri dari pekerjaan untuk memulai usaha sendiri.

Hanya seseorang yang takut yang bisa bertindak berani.
Tanpa rasa takut itu - tidak ada apapun yang bisa disebut berani.

Seandainya saja kita berfikir jernih, dan memutuskan bukan dari keadaan yang menginginkan kekuatan;
memutuskan bukan dari kesedihan, tetapi dari kemarahan;
memutuskan bukan dari pembayangan kegagalan, tetapi dari kegembiraan dalam menyambut keberhasilan;
dan bukan dari ketakutan akan berkurangnya pendapatan, tetapi dari keikhlasan dalam meyakini janji Beliau Yang maha Menghargai Upaya.

Setelah itu rasa takutpun akan berasa manis.

Tidak ada komentar: